PROPOSAL
PROGRAM PENGEMBANGAN SAPI POTONG
KELOMPOK TANI TERNAK SAPI
“GUNUNG PUNTANG”
Jalan Raya Gunung Puntang, Desa Jagabaya, Kec. Cimaung, Kab. Bandung
Telp. (022) 60902761 – HP. 081241853971
CIMAUNG, KABUPATEN BANDUNG
2011
I. PENDAHULUAN
Pemerintah daerah Kab. Bandung akan segera mewujudkan program Meat Business Center (MBC). MBC adalah rumah pemotongan hewan (RPH) plus yang melakukan kegiatan pemotongan sampai pengolahan daging menjadi sosis, bakso, dan lain-lain. MBC akan beroperasi pada awal tahun 2011 dengan kapasitas pemotongan lima puluh ekor sapi per hari. Sementara kapasitas kandang rekondisi mencapai dua ratus sapi. Nantinya MBC, yang diperkirakan akan berlokasi di Kp Mekarsari, Kel. Baleendah, dapat menyuplai kebutuhan daging bagi warga Kota Bandung dan sekitarnya
Di Kab. Bandung saat ini ada lima RPH: Banjaran, Solokanjeruk, Pangalengan, Cicalengka, dan Ciwidey. Dalam setahun, kelima RPH tersebut melakukan pemotongan sapi sekitar 39.455 ekor yang menghasilkan 6,62 juta kilogram daging sapi segar, kata Sekretaris Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Bandung, Ir. Wahyudin A.S., M.Si. Jumlah ini sangat rendah jika dibandingkan dengan jumlah sapi yang dipotong di RPH Kota Bandung.
Menurut Dirjen Bina Produksi Peternakan ternyata setiap orang Indonesia baru mampu mengonsumsi daging sapi sekitar 1,7 kg/orang /tahun, maka untuk memenuhi daging sapi tersebut diperlukan 1,5 juta ekor sapi lokal untuk menghasilkan daging sebanyak 350.000 ton ditambah dengan impor sapi dari Australia sebanyak 350.000 ekor yang menghasilkan 30.000 ton daging.
Jika saja terjadi peningkatan populasi penduduk 2% per tahun dan peningkatan populasi sapi di dalam negeri sekitar 14% per tahun dengan kemampuan konsumsi daging (sapi) masyarakat hanya naik 1 gram/kapita/hari, dimana kondisi ini pun masih di bawah norma gizi. Maka dibutuhkan daging sekitar 1.265,8 ton/hari identik dengan 10.548 ekor sapi yang harus dipotong per hari atau 3,85 juta ekor per tahun. Jika saja 50% penduduk Indonesia tidak mampu membeli daging sapi artinya sekira 100 juta orang masih memerlukan dan mampu membeli daging (Rohadi Thawaf, UNPAD).
Data ini menunjukkan kepada kita betapa negeri tercinta ini merupakan pasar yang sangat potensial, perlu dibina dan dikembangkan untuk meningkatkan produksi ternak di dalam negeri.
Berdasarkan survey kami pada beberapa RPH yang ada di kabupaten dan kota Bandung, saat ini kebutuhan akan sapi potong sangat tinggi sehingga memberi peluang pada bisnis pemeliharaan sapi potong.
II. TEKNOLOGI PEMELIHARAAN SAPI POTONG
Permasalahan yang dihadapi oleh peternak sapi potong di Kab. Bandung adalah rendahnya produktivitas, pengadaan bibit sapi pedaging seperti jenis limusin dan simental, mahalnya harga bibit, belum adanya sistem pemasaran, dan kurangnya pengetahuan tentang teknik pemeliharaan sapi yang baik.
Berbekal pengalaman dan hasil studi banding tentang teknologi pemeliharaan sapi dengan sistem modern, kami kelompok ternak sapi Gunung Puntang bercita-cita untuk menjadikan kecamatan Cimaung sebagai sentra pemeliharaan sapi potong. Kecamatan Cimaung sangat cocok untuk dijadikan sentra sapi potong karena infra struktur daerah ini mendukung usaha pemeliharaan sapi potong. Selain itu wilayah ini sangat strategis dalam melayani kebutuhan Kabupaten dan Kota Bandung dalam pengadaan sapi potong. Dengan adanya ketersediaan pakan yang melimpah dan sentuhan profesionalisme dalam pemeliharaan dan pemberian pakan, kami optimis usaha ini akan berhasil dan layak dijadikan ladang investasi bagi para investor. Dengan teknologi pemeliharaan sapi yang baik dan benar, dapat diperkirakan kenaikan rata-rata berat badan sapi adalah sebesar 1 kg/ekor/hari.
III. KELOMPOK TANI
Kelompok Tani Ternak Sapi dengan nama “Gunung Puntang” yang berlokasi Desa Jagabaya Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung, telah dibentuk Pada Rabu tanggal delapan bulan Mei tahun 2011 dengan pengurus kelompok sebagai berikut :
Ketua : AS. Taufik
Sekretaris : Aep Saepur Rahman
Bendahara : H. Olih Solihin
Marketing Investasi : Dedi Hidayat
Jumlah anggota : 20 orang (data anggota terampir)
Kelompok tani ternak sapi “Gunung Puntang” adalah peternak sapi yang merupakan anggota Koperasi Peduli Solidaritas Jaya
Pembentukan kelompok tani ternak sapi tersebut didasarkan atas keinginan dan kepentingan bersama anggota melalui kegiatan usaha tani ternak yang lebih maju agar kesejahteraan anggota lebih meningkat, berusaha semaksimal mungkin, baik dengan kekuatan/kemampuan kelompok maupun kerja sama dengan mitra usaha serta mitra kerja, dengan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan.
IV. PROGRAM 100 HARI PEMELIHARAAN SAPI POTONG
Mengingat masih sangat besarnya potensi kebutuhan sapi potong di Kabupaten dan kota Bandung, kami Kelompok Tani Ternak Sapi “Gunung Puntang” telah merintis usaha pemeliharaan sapi potong yang intensif dengan program 100 hari pemeliharaan. Usaha ini berlokasi di Jl. Raya Gunung Puntang, Desa Jagabaya, Kec. Cimaung, Kab. Bandung. Kandang kami memiliki kapasitas 100 ekor sapi dan fasilitas yang memadai .
V. PENGEMBANGAN USAHA
Pencanangan pengembangan Agribisnis sebagai salah satu program yang sangat erat kaitannya dengan kegiatan agribisnis melalui kegiatan pengembangan agribisnis peternakan sebagai rencana pembangunan peternakan daerah Jawa Barat, diharapkan dapat menjadi suatu upaya kongkrit perencanaan pembangunan peternakan di daerah dengan salah satu tujuan akhirnya adalah terjadi peningkatan pendapatan serta tercapainya kesejahteraan petani ternak, walaupun secara tidak langsung upaya kegiatan pengembangan agribisnis peternakan yang dilakukan masih memerlukan waktu dan proses untuk mencapai ke arah itu.
Tujuan lain dari kegiatan agribisnis peternakan ini dapat menyerap tenaga kerja muda produktif di sekitar lokasi kegiatan dalam jumlah banyak sehingga pada akhirnya dapat mengurangi pengagguran usia produktif. Melalui kegiatan ini pula akan terbentuknya kesadaran peternak karena secara tidak langsung telah mendukung upaya konservasi lahan dengan penanaman hijauan makanan ternak.
Untuk mewujudkan program tersebut, kami mohon bantuan modal untuk Pengembangan Usaha Ternak Sapi Kelompok Tani Ternak Gunung Puntang Desa Jagabaya Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung. Semoga dengan adanya rencana kegiatan usaha tersebut dapat mewujudkan Visi dan Misi Jawa Barat yaitu Tercapainya Masyarakat Jawa Barat Yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera di Tahun 2013.
A. Maksud dan tujuan
1. Meningkatkan produktivitas daging sapi
2. Mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya lokal guna meningkatkan kesejahteraan peternak
3. Mengurangi pengangguran usia produktif dengan menyerap tenaga kerja dan membuka tenaga kerja sebagai peternak sapi
4. Terpenuhinya konsumsi daging di masyarakat
B. Prospek Usaha
Seiring dengan perkembangan jaman dan penyempitan lapangan pekerjaan sehingga meningkatkan jumlah pengangguran, maka dengan adanya potensi sumber daya lokal dan pengalaman masyarakat dalam beternak dan tersedianya lahan yang ditanami jagung sehingga dapat dijadikan modal usaha dalam perkembangan ternak sapi potong yang berorientasi agribisnis.
Sebagaimana diketahui kekurangan produksi daging untuk daerah jawa barat yang sampai saat ini belum terpenuhi merupakan suatu peluang besar untuk perkembangan ternak sapi potong yang akan dijadikan sumber usaha pokok bagi peternak.
Beternak sapi potong sebenarnya memiliki potensi yang sangat besar terutama dalam menunjang perekonomian pedesaan.
C. Rencana Biaya
Adapun kebutuhan Kelompok Tani Ternak Sapi Gunung Puntang Desa Jagabaya Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung berupa bibit sapi potong.
Rencana biaya Pengadaan Bibit Sapi Potong adalah sebagai berikut :
No.
|
URAIAN
|
SATUAN
|
VOLUME
|
HARGA SATUAN (Rp)
|
JUMLAH Rp
|
1
|
Manajemen Pakan dan Tatalaksana Sapi Potong
| ||||
a. Timbangan Sapi (berat badan)
|
Unit
|
1
|
25.000.000
|
25.000.000
| |
b. Biaya Operasional 100 Hari
|
Ekor
|
80
|
1.000.000
|
80.000.000
| |
c. Bibit Sapi Potong
|
Ekor
|
80
|
5.500.000
|
440.000.000
| |
Jumlah sub 1
|
545.000.000
| ||||
2
|
Manajemen Reproduksi Sapi Potong
| ||||
Obat-obatan
| |||||
- Vitamin 50 ml
|
Botol
|
80
|
56.000
|
4.480.000
| |
- Antibiotik 50 ml
|
Botol
|
80
|
38.500
|
3.080.000
| |
- Obat cacing 1 l
|
Drigen
|
4
|
363.250
|
1.453.000
| |
- Gusanex
|
Botol
|
4
|
150.000
|
600.000
| |
- Ear tag
|
Buah
|
80
|
15.000
|
1.200.000
| |
- Jasa pemeriksaan hewan
|
Paket
|
80
|
50.000
|
4.000.000
| |
Jumlah sub 2
|
1 4.813.000
| ||||
JUMLAH TOTAL
|
559.813.000
|
VI. KEWAJIBAN KELOMPOK TANI TERNAK
1. Kelompok Tani Ternak
- Bertanggung jawab terhadap kegiatan sehari-hari di peternakan
- Memberikan formula pakan yang tepat
- Memberikan pengawasan dalam pemeliharaan sapi
- Melakukan pemeriksaan berkala terhadap kesehatan ternak
- Melakukan pencatatan dan evaluasi terhadap ternak yang dikelola
- Memberikan laporan tertulis kepada investor paling lambat tanggal 10 tiap bulan
- Bertanggung jawab akan kebersihan kandang
- Memberikan pakan
- Melaporkan jika ada ternak yang sakit
- Bertanggung jawab terhadap keamanan dan kesehatan ternak
- Bertanggung jawab atas pelaporan penggunaan dana kepada pemilik modal
VII. SPESIPIKASI BIBIT SAPI POTONG
A. Spesifikasi :
1. Harga per ekor sapi Jantan berat hidup 250 kg : Rp. 5.500.000,-
2. Harga per ekor sapi betina : Rp. 5.000.000,-
3. Masa pemeliharaan : 100 hari (1 tahun +/- 4 kali panen)
4. Kenaikan berat sapi : 1 kg /ekor/hari
5. Jumlah sapi : Minimal 40 ekor
6. Harga daging per kg : Rp. 22.000,-
7. Biaya Operasional : Rp. 10.000,- /ekor/hari
B. ILUSTRASI
Modal Terpakai
Pembelian Bibit Sapi Potong 80 x Rp. 5.500.000,- Rp. 440.000.000,-
(Bobot Hidup 250 kg)
Biaya Operasional 100 hari 100 x 80 x Rp. 10.000,- Rp. 80.000.000,-
TOTAL MODAL Rp. 545.000.000,-
1. Laba Kotor
Bobot Sapi setelah pemeliharaan 100 hari
350 kg x 80 x Rp. 22.000.- = Rp. 616.000.000.-
HPP 250 kg x 80 x Rp. 22.000.- = Rp. 440.000.000,-
Laba Kotor = Rp. 176.000.000.-
2. Biaya Operasional
Biaya Pemeliharaan
10.000,- x 100 x 80 = Rp. 80.000.000,-
3. Laba Bersih = Rp. 96.000.000,-
4. Keuntungan
Keuntungan Investor 50 % X Rp. 96.000 .000,- = Rp. 48.000.000,-
Keuntungan Kelompok Tani 50 % X Rp. 96.000 .000,- = Rp. 48.000.000,-
VIII. KETERANGAN LAINNYA
1. Apabila terdapat sapi yang sakit maka semua biaya perawatan selama sakit menjadi tanggung jawab pengelola program, dan apabila sapi tersebut atas nasihat dari dokter hewan diharuskan dijual maka atas kerugiannya ditanggung kelompok tani ternak
2. Apabila terdapat sapi yang mati, maka atas kerugian tersebut ditanggung kelompok tani ternak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar